Jika susu murni yang berasal dari kerbau atau sapi perah selama ini banyak dikonsumsi warga sebagai minuman segar bergizi, maka masyarakat di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan paling doyan memakan sari pati dari ternak besar tersebut.
Susu dimakan bukan diminum? Ya…aneh tapi nyata! Masyarakat luas di Provinsi Sulawesi Selatan sejak lama mengetahui jika penduduk di kabupaten yang berjuluk ‘Bumi Massenrempulu’ tersebut sebagai penikmat susu kerbau atau susu sapi perah dalam bentuk penganan yang bernama Dangke.
‘’Dangke juga dapat disantap langsung sebagai makanan pengantar dengan menggunakan campuran gula aren. Nikmat,’’ .Dangke tak lain adalah susu kerbau atau susu sapi yang digumpalkan melalui kearifan lokal menggunakan bantuan enzim papain atau daun pepaya. Bentuk gumpalan dangke tersebut berwarna putih seperti Tahu.
Masyarakat khususnya di Kabupaten Enrekang sampai sekarang umumnya menjadikan dangke sebagai lauk pendamping makanan pokok nasi sehari-hari. Dan ada juga warga masyarakat yang mengolahnya menjadi *kerupuk dangke* kerupuk rasa susu. Untuk menyantapnya terlebih dahulu dangke tersebut harus melalui proses penggorengan atau dibakar/panggang. Warung-warung rakyat yang terdapat di tepian jalan poros Provinsi Enrekang ke arah Kota Makassar menjual makan khas ini, Pada umumnya memampang papan-papan promosi: ‘’Jual Dangke!’’
Foto : Dangke sebelum diolah menjadi lauk pauk dan olahan rumah tangga lainnya
Foto : Hasil olahan dangke #dangkebakar
0 komentar:
Posting Komentar