Minggu, 24 November 2013

Makan Susu Dangke Yuk..!!

Jika susu murni yang berasal dari kerbau atau sapi perah selama ini banyak dikonsumsi warga sebagai minuman segar bergizi, maka masyarakat di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan paling doyan memakan sari pati dari ternak besar tersebut.

Susu dimakan bukan diminum? Ya…aneh tapi nyata! Masyarakat luas di Provinsi Sulawesi Selatan sejak lama mengetahui jika penduduk di kabupaten yang berjuluk ‘Bumi Massenrempulu’ tersebut sebagai penikmat susu kerbau atau susu sapi perah dalam bentuk penganan yang bernama Dangke.

‘’Dangke juga dapat disantap langsung sebagai makanan pengantar dengan menggunakan campuran gula aren. Nikmat,’’ .
Dangke tak lain adalah susu kerbau atau susu sapi yang digumpalkan melalui kearifan lokal menggunakan bantuan enzim papain atau daun pepaya. Bentuk gumpalan dangke tersebut berwarna putih seperti Tahu. 

Masyarakat khususnya di Kabupaten Enrekang sampai sekarang umumnya menjadikan dangke sebagai lauk pendamping makanan pokok nasi sehari-hari. Dan ada juga warga masyarakat yang mengolahnya menjadi *kerupuk dangke* kerupuk rasa susu. Untuk  menyantapnya terlebih dahulu dangke tersebut harus melalui proses penggorengan atau dibakar/panggang. Warung-warung rakyat yang terdapat di tepian jalan poros Provinsi Enrekang ke arah Kota Makassar menjual makan khas ini, Pada umumnya memampang papan-papan promosi: ‘’Jual Dangke!’’



    Foto : Dangke sebelum diolah menjadi lauk pauk dan olahan rumah tangga lainnya



    Foto : Hasil olahan dangke #dangkebakar

Selasa, 19 November 2013

Gunung Nona nan Mempesona


Panorama alam nan hijau menyambut pengunjung begitu memasuki kawasan Bumi Massenrempulu—julukan Kabupaten Enrekang—yang berjarak sekitar 270 kilometer dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Suguhan pemandangan Gunung Nona yang selalu mempesona, agrowisata, dan suasana desa yang bersahaja bisa menjadi pilihan liburan nan tenang.

Nama asli Gunung Nona sebenarnya adalah Gunung Buttu Kabobong, Kata Kabobong dalam bahasa lokal berarti " sesuatu yang selayaknya disembunyikan". Karna gigir gunung yang berlipat-lipat ini dikerap kali diasosiasikan dengan alat kelamin wanita. Orang dari luar area, daripada susah menyebut Buttu Kabobong, Lalu menyebutnya sebagai Gunung (maaf) Vagina. Karena kurang enak didengar, Kemudian disebut sebagai Gunung Nona


Mudah mengenalinya, berada di sisi kanan jalan jika kita akan ke Tana Toraja dari arah Kota Enrekang, Kita akan melewati sederetan warung-warung di kanan jalanan. Coba berhenti disana, Sambil menikmati minuman hangat kita bisa menyaksikan indahnya pemandangan Gunung Nona




   Foto : Buttu Kabobong dalam bahasa Enrekang (Massenrempulu)


   Foto : Dua sejoli lagi menikmati indahnya Gunung Nona @VillaBambapuang


 Foto : Lokasi di Villa Bambapuang

Senin, 18 November 2013

Kebun Raya Enrekang Menjadi Objek Wisata Alam

Jika Jawa Barat memiliki Kebun Raya Bogor yang terkenal, Sulawesi Selatan juga akan dikelak dengan hadirnya Kebun Raya Enrekang.Namanya Kebun Raya Massenrempulu Enrekang. Kebun raya ini terletak di Desa Karrang, Kecamatan Maiwa kabupaten Enrekang.Dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Kehutanan Enrekang. Berfungsi sebagai pusat konservasi tanaman khas Sulawesi.Berkeliling di dalam kawasan kebun ini, akan membuat kita sadar betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Di dalamnya, suasana alam yang hijau bisa dinikmati, dan menyegarkan pandangan mata. Kebun raya ini memang masih dalam tahap pengembangan. Namun sudah ramai dikunjungi warga, baik warga Enrekang khususnya pelajar maupun warga dari luar Enrekang.Proses pengembangannya baru berjalan enam tahun, tapi pohon-pohon yang menjadi tanaman koleksi di dalamnya sudah tumbuh dengan tinggi rata-rata berkisar 1 sampai 3 meter.


Kebun yang jaraknya 211 kilometer dari arah Makassar tersebut, setidaknya telah menjadi satu dari belasan kebun raya di Nusantara yang mendapat prioritas untuk dikembangkan.Kebun Raya Enrekang bahkan berpotensi menjadi Kebun Raya yang terbesar di Indonesia, jika 300 hektare lahan tersebut sudah tergarap maksimal. Kebun raya ini memang cukup luas jika dibanding kebun raya bogor yang luasnya hanya berkisar 75 hektare.Kawasan dengan ketinggian sekitar 100 meter di atas permukaan laut tersebut berfungsi sekaligus sebagai tempat wisata alam, kamping, melakukan penelitian dan belajar mengenal flora.Kebun raya ini mengoleksi aneka macam tanaman bunga dan pohon, di dalamnya juga terdapat beberapa danau, dan tempat berkemah. kebun ini ramai dikunjungi saat hari libur, dan setiap waktu sore. Para remaja kerap menghabiskan waktu senja di sana.




 Foto: Suasana lokasi kolam pancing
Foto: Gazebo favorit pengunjung Kebun Raya Enrekang

Foto: Pemancing yang tidak tau aturan

 Foto: Jalanan setelah gerbang masuk
 Foto: Team keamanan kebun raya Enrekang